Artikel

TETAP JAGA KESEHATAN JANTUNG DI MASA PANDEMI COVID 19

Dalam memperingati Hari Jantung Sedunia pada tanggal 29 September 2021, kesehatan jantung tetap menjadi hal utama, bahkan di masa pandemik COVID-19. Kesehatan jantung dapat mempengaruhi keparahan infeksi COVID-19 dan bahkan dapat merenggut nyawa.

Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Dr. dr. Isman Firdaus Sp.JP(K), FIHA., FAPSIC., FAsCC., FESC., FACC., FSCAI., melalui sebuah keterangan tertulis mengatakan bahwa COVID-19 dapat menyebabkan kambuhnya penyakit jantung koroner hingga gagal jantung menahun.

Selain itu, Dr. Isman mengutip bahwa laporan rata-rata rumah sakit di tengah pandemik menunjukkan 16,3 persen pasien COVID-19 memiliki komorbiditas penyakit kardiovaskular. Sebelum pandemi COVID-19, angka mortalitas akibat serangan jantung berkisar 8 persen. Di tengah pandemik, angka tersebut naik menjadi 22-23 persen.

Di tengah pandemik COVID-19, kesadaran masyarakat akan penyakit jantung seharusnya tetap digalakkan. Sebagaimana tema Hari Jantung Sedunia pada tahun ini adalah  “Use Heart to Connec, aspirasi Hari Jantung Sedunia ke-21 ini ingin mewujudkan pemerataan akses masyarakat terhadap kesehatan jantung lebih dibuka di seluruh dunia. Dengan kemajuan teknologi saat ini kita sangat memungkinkan kita untuk berbagi  informasi dan melakukan edukasi yang dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dimanapun mereka berada.  Pandemi yang terjadi selama lebih kurang 2 (dua) tahun belakang membuat masyarakat harus beradaptasi dengan keadaan termasuk dalam hal bagaimana cara kita tetap menjaga dan merawat kesehatan jantung kita dan kesehatan jantung orang orang terdekat kita.

Diperingatinya Hari Jantung Sedunia ini juga merupakan salah satu bentuk dan cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah, karena penyakit jantung atau kardiovaskuler masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahun.

 

Tiga pilar Hari Jantung Sedunia

Tedapat tiga pilar yang dijalankan selama Hari Jantung Sedunia, yaitu:

1. Ekuitas

Penyakit jantung dan stroke banyak dialami oleh tidak sedikit orang, disebabkan karena kurangnya akses masyarakat ke pencegahan, pengobatan, dan pengendalian  penyakit kardiovaskuler atau Cardiovascular Disease (CVD). Tidak hanya itu, separuh populasi dunia pun tidak memiliki akses untuk melakukan  konektivitas internet. Oleh karena itu, teknologi dan data akan membantu banyak orang untuk menjembatani kesenjangan dan mengatasi penyakit jantung dan stroke dengan lebih cepat. Ini adalah tugas semua orang, baik tua dan muda, pria, wanita dan anak-anak, pasien, petugas kesehatan masyarakat, maupun dokter untuk menggunakan alat digital sebagai sarana pencegahan, diagnosis, dan perawatan kondisi terkait kesehatan jantung.

2. Pencegahan

Adanya Hari Jantung Sedunia harapannya setiap orang semakin giat untuk menjaga kesehatan jantungnya dengan tidak mengkonsumsi tembakau dan rutin berolahraga. Selain itu, internet dan alat digital lainnya juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung kesehatan jantung. Setiap orang dapat menghubungi layanan darurat jika terserang penyakit jantung.

3. Komunitas

Terdapat sebanyak 520 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan CVD dan terkena dampak COVID-19 secara tidak proporsional pada tahun lalu. Adapun konsekuensi dari pasien CVD yang terinfeksi COVID-19, di antaranya: Kurangnya pelayanan medis Kurangnya kontak dengan keluarga dan teman Kurangi latihan fisik.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga mengajak kita semua untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit jantung dilakukan dengan mencegah kasus baru, mengendalikan penyakit, serta melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Mencegah kasus baru bertujuan untuk merubah perilaku dan lingkungan menjadi lebih sehat dan menemukenali faktor risiko penyakit agar dapat diintervensi sejak dini. Upaya pencegahan kasus baru berfokus pada pemberian informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang perilaku hidup sehat serta deteksi dini melalui :

  1. Kegiatan Kampanye GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat) sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017, pada tahun ini difokuskan pada kegiatan deteksi dini, peningkatan aktivitas fisik serta konsumsi buah dan sayur.
  2. Kampanye GENTAS (Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas) : agar menjaga berat badan ideal (IMT ≤25 kg/m2, Lingkar Perut laki-laki
  3. Melakukan perilaku CERDIK: 
  • Cek kesehatan secara berkala (pemeriksaan TD, GD, IMT dan LP setiap 6 bulan – 1 tahun sekali)
  • Enyahkan asap rokok dengan penerapan KTR (desa tanpa rokok, rumah tanpa rokok), 
  • Rajin aktifitas fisik minimal 30 menit per hari atau minimal 150 menit per minggu.
  • Diet sehat dan seimbang dengan pola makan isi piringku , serta Istirahat cukup, 
  • Kelola stres.

Selanjutnya, upaya pengendalikan penyakit bertujuan agar penyakit terkontrol dan mencegah kecacatan dan keparahan lebih lanjut. Setiap masyarakat diharapkan telah tercakup dalam Jaminan Kesehatan Nasional Melakukan pola hidup “PATUH” bagi penyandang PTM (Penyakit Tidak Menular) khususnya PJK (Penyakit Jantung Koroner), yaitu Periksa kesehatan secara rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap aktivitas fisik dengan aman, Upayakan diet sehat dan gizi seimbang, Hindari asap rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik lainnya. Hal ini juga didukung oleh upaya pemberdayaan masyarakat dalam mengenali gejala dan mampu memberikan pertolongan pertama pada kegawat daruratan penyakit jantung.

Dalam situasi pandemi saat ini, terkadang konsultasi telemedicine menjadi sarana untuk berkonsultasi yang aman tanpa tatap muka langsung. Jika sebelum pandemi masih banyak dari masyarakat yang melakukan perawatan kesehatan secara konvensional dengan datang langsung ke fasilitas kesehatan guna mengontrol dan mengobati penyakit, maka kini banyak pasien jantung yang enggan datang langsung ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya karena takut terpapar virus corona. Dengan teknologi kita juga bisa dengan mudah memantau dan mengukur tekanan darah/detak jantung dan memantau kegiatan saat kita sedang beraktivitas dan berolahraga secara mandiri melalui perangkat pintar yang sekarang banyak beredar di pasaran. Alat digital dan aplikasi di ponsel yang marak beredar di pasaran dapat membantu kita melakukan prevensi terhadap penyakit jantung dan kardiovaskular dan membantu memantau kesehatan bagi  para penderita penyakit jantung dan kardiovaskuler.

Yuk tetap jaga kesehatan jantung kita... Salam sehat..!!

Penulis: 
Ais Moris, S.Kep (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
Sumber: 
Direktorat Promkes dan PM. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - https://tirto.id/gjUZ - https://mediaindonesia.com

Artikel

Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI.
Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
• Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI - https://tirto.id/gldo
Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI, https://www.kompas.com/tren/read/2021
01/09/2021 | Rudi Hidayat, S.Kep (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
12/07/2021 | Rudi Hidayat, S.Kep (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
01/09/2021 | Ais Moris, S.Kep (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
18/10/2021 | Adiba Fajrina (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
31/12/2022 | Ais Moris, S.Kep