Artikel

HARI TANPA TEMBAKAU SEDUNIA, COMMIT TO QUIT

Setiap tahun di tanggal 31 Mei 2021 dunia memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Commit to quit (Komitmen untuk berhenti) adalah tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun ini. Berhenti dari ketergantungan tembakau merupakan tantangan, terutama dengan tekanan sosial dan ekonomi tambahan yang datang sebagai akibat dari pandemi, tetapi ada banyak alasan untuk berhenti merokok. Pemaknaan paradigma yang terjadi selama ini mengartikan Hari Tanpa Tembakau Sedunia sama dengan Hari Tanpa Asap Rokok atau Hari Tanpa Rokok Sedunia. Menyikapi hal tersebut, bukan berarti peringatan yang terjadi selama ini salah dan tidak bermanfaat, hanya saja kurang sesuai dan tepat.

Seremonial Hari Tanpa Tembakau Sedunia harusnya bisa disadari oleh semua pihak terutama perokok dan yang mengkonsumsi tembakau ternyata jauh dari yang diharapkan. Menurut data WHO, saat ini tembakau menyebabkan 8 juta kematian di dunia setiap tahunnya. Perilaku merokok pada usia remaja maupun dewasa di Indonesia terutama di Provinsi Bangka Belitung sangat mengkhawatirkan. Pengguna tembakau di dunia terdapat lebih dari 1,3 miliar baik perokok aktif maupun perokok pasif.

Bagi sebagian orang, Hari Tanpa Tembakau Sedunia dipandang sebagai tantangan terhadap kebebasan memilih individu atau bahkan bentuk diskriminasi yang dapat diterima secara budaya. Namun ada makna disetiap peringatan Hari  Tanpa Tembakau Dunia, setidaknya kita harus mengupayakan untuk mendukung tujuan pemerintah dalam meminimalisir penggunaan tembakau di Indonesia.

Komitmen untuk berhenti memiliki manfaat yang hampir langsung terasa. Setidaknya, setelah 20 menit berhenti merokok, detak jantung secara otomatis menurun. Selanjutnya dalam 12 jam, tingkat karbon monoksida dalam darah pun turun menjadi normal. Dapat dibayangkan bagaimana jika proses ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, sirkulasi pernapasan dan fungsi paru-paru akan membaik.

Sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun ini sangat penting selama situasi pandemik Covid-19. Perlu diingat bahwa perokok memiliki resiko yang lebih besar terkena kasus yang parah atau bahkan meninggal akibat Covid-19. Hal ini memicu jutaan perokok untuk berhenti merokok. WHO bersama mitranya akan membuat dan membangun komunitas digital di mana perokok yang ingin berhenti merokok dapat menemukan dukungan sosial yang mereka butuhkan untuk berhenti.

Penulis: 
Adiba Fajrina, SKM (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
Sumber: 
Referensi : Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI

Artikel

Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI.
Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
• Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI - https://tirto.id/gldo
Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes RI, https://www.kompas.com/tren/read/2021
01/09/2021 | Rudi Hidayat, S.Kep (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
12/07/2021 | Rudi Hidayat, S.Kep (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
01/09/2021 | Ais Moris, S.Kep (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
18/10/2021 | Adiba Fajrina (Penyuluh Kesehatan Masyarakat)
31/12/2022 | Ais Moris, S.Kep